Selasa, 22 November 2011

Kebangkitan Islam Abad Ke-21?

                 Jumat, 25 Agustus 2006         Agresi militer Israel ke Palestina dan Libanon memang tak bisa dicegah.  Kecaman masyarakat internasional tak digubris Tel Aviv. Zionis Israel seakan  nampak begitu pongah dengan kehebatan kekuatan bersenjatanya. Negeri  berpenduduk 6.2 juta jiwa ini memang paling terkuat secara militer di kawasan  Timur Tengah.         Selain dikucuri dana sebesar 3 miliar dolar AS per tahun oleh AS, Israel  memiliki transaksi pembelian senjata sebesar 6,3 miliar dolar AS dengan  Pentagon. Sebanyak 20 persen defence budget Tel Aviv untuk tahun 2006,  misalnya, ditalangi Washington. Kecanggihan peralatan militer seperti jet  tempur F-16, F-14 dan F-18 serta rudal Tomahawk yang dimiliki Israel ke  semuanya dipasok AS. Bahkan, militer negeri Zionis ini paling terandal di  seluruh kawasan Timur Tengah. Itu belum termasuk 200-300 hulu ledak nuklir yang  disimpan Israel sejak lama. Apalagi, pemerintah Israel -selain India dan  Pakistan- tidak pernah menandatangani Pakta Non-Proliferasi Nuklir 1960 (NPT)  sehingga ia bebas membeli atau mengembangkan senjata pemusnah massal itu.        Sikap Tegas        Dalam hemat penulis, perilaku ekspansionis Israel di kawasan Timur Tengah  masih bisa ditahan dengan setidaknya tiga kekuatan. Pertama, PBB. Jika DK PBB  masih berniat menjaga perdamaian dunia, maka pengiriman pasukan ke Timur Tengah  untuk mengusir tentara Israel dari Palestina maupun Libanon merupakan  keharusan. Ini terlepas dari sikap pesimisme dan kebosanan yang melanda  masyarakat internasional bahwa PBB, lembaga yang didirikan di tahun 1945,  selama ini kerap terbukti hanya mampu mengecam atau mengeluarkan resolusi tanpa  implementasi. Karena itu, diperlukan keberanian negara besar seperti Prancis,  Rusia dan Cina untuk menggertak Amerika Serikat yang selalu memveto setiap  keputusan DK PBB yang dianggap merugikan Israel.        Kedua, Nasionalisme Arab. Sejarah membuktikan bahwa Bangsa Arab pernah  mampu menggalang persatuan untuk menggelar mesin perang dengan Israel. Perang  Arab-Israel di tahun 1948, 1956, 1973, dan 1982 adalah bukti kongkrit kemampuan  negara-negara Arab melawan negeri Zionis itu (Bernard Lewis, The Crisis of  Islam: Holy War and Unholy Terror, Great Britain: The Orion, 2003).         Jika PBB tidak lagi memainkan peran, maka saatnya Bangsa Arab kembali  meneriakkan slogan ''Nasionalisme Arab'' yang dulu digagas almarhum Presiden  Mesir Gamal Abdul Nasser. Yang sampai sekarang dipermasalahkan adalah minimnya  sentimen nasionalisme di kalangan negara-negara Arab. Andai para pemimpin di  Arab Saudi, Mesir, Yordania, Iran, Suriah, Sudan, Yaman, Uni Emirat Arab,  Qatar, Maroko, dan Libya belum melupakan konsep Pan-Arabisme versi Nasser, bisa  dipastikan Israel terhapus dari peta Timur Tengah.        Ketiga, keberanian OKI. Israel juga bisa mudah dihancurkan bilamana  negara-negara Muslim yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) mau  menjajal keberanian mereka. Selama ini, OKI hampir tidak jauh beda dengan PBB:  Sebatas mengecam dan mengutuk setiap tindak kekerasan militer yang dilakukan  tentara Israel. Afghanistan dihujani bom (2001), Irak dirudal (2003), tapi OKI  diam seribu bahasa. Agresi Israel ini merupakan momen yang tepat untuk  menunjukkan taring OKI yang sebenarnya. Sungguh memalukan jika jumlah umat  Islam yang mencapai 1,3 miliar jiwa benar-benar ''banci'' hanya untuk  menghadapi 16 juta orang Yahudi di muka bumi ini. Apabila OKI ternyata tetap  ''impoten'' dalam mencegah perilaku brutal Zionis Israel, maka tak diragukan  lagi OKI termasuk PBB sudah harus cepat-cepat dikafani untuk dikuburkan secara  massal.        Kebangkitan Islam?       Apabila keberanian OKI dianggap sebagai benturan peradaban, mungkin sudah  saatnya. Pun tak perlu dicemaskan analisa Samuel P Huntington dalam bukunya  ''Clash of Civilizations and the Remaking of New World Order: 1995''.         Salah satu mufassir Islam kenamaan, Ibnu Katsir, bahkan ratusan tahun  sebelum Huntingnton dilahirkan telah memprediksikan bakal terjadinya  ''at-Tashoodum al-Hadhlori'' (benturan peradaban). Abad ke-21 sangat boleh jadi  merupakan abad kebangkitan Islam di jagat raya ini. Jika sejarah masih dianggap  relevan untuk ditelisik ulang, maka Islam muncul di abad ke-6 Masehi. Dari  zaman Rasulullah SAW sampai Dinasti Abbasiyah (1258), Islam menjadi ''The  Greatest World's Civilization'' (peradaban terbesar di muka bumi).        Di awal abad ke-13, kejayaan peradaban Islam benar-benar sirna. Jika  hitungan matematika berskala grafik digunakan, sebenarnya Islam muncul dan  sukses selama tujuh abad, kemudian mundur selama tujuh abad pula. Artinya, abad  ke-21 (tujuh ratus tahun pasca kemunduran) harus menjadi abad kebangkitan umat  Islam. Angka tujuh memang menyimpan misteri. Dalam sepekan, jumlah hari adalah  tujuh. Surat al-Fatihah (yang masyhur disebut Ummul Quran) berjumlah tujuh  ayat. Langit dan Bumi diciptakan Allah SWT dalam tujuh hari tujuh malam.  Lapisan langit pun berjumlah tujuh. Karena itu, setelah sukses selama 7 abad  dan redup selama tujuh abad, maka di abad ke-21 (atau tujuh abad kemudian)  inilah Islam tak syak lagi harus berjaya.         Lalu, benarkah invasi Israel tahun 2006 ini menjadi salah satu tanda  bangkitnya umat dan peradaban Islam? Semoga. Wallahu a'lam bisshowab.***        Abdul Halim Mahally,  Kelahiran Selatpanjang, Kabupaten Bengkalis, Riau.  Kandidat doktor pada University Harvard, USA.  

Kebangkitan Islam Indonesia Abad 21, Jalan Masih Panjang

laput
Oleh Indah Wulandari

Perlu perbaikan sistem pendidikan untuk melahirkan teknokrat dan ilmuwan tangguh.


Era kebangkitan peradaban Islam pernah diprediksi muncul pada abad ke-20. Bahkan, banyak kalangan berharap kebangkitan Islam itu lahir dari Indonesia. Ulama terkemuka Syeikh Yusuf Qaradhawi juga mengungkapkan harapan itu saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu. Kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia dinilai sangat mendukung harapan itu.

Dalam pandangan Guru Besar Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Bachtiar Effendi, kegemilangan peradaban Islam semestinya memang bisa kembali. "Memang, saat itu (di abad 20) beberapa individu cendekiawan Muslim dari Mesir meraih nobel, tapi setelah itu tak muncul lagi," kata Bachtiar kepada Republika, Selasa (15/11). Di Tanah Air pun, kata Bachtiar, muncul sosok BJ Habibie yang pakar di bidang teknologi kedirgantaraan. Namun ternyata, mereka belum cukup kuat untuk mengembalikan kejayaan peradaban Islam seperti berabad-abad lampau.
 
Dalam perkembangannya, di abad ke-21 ini, Bachtiar melihat munculnya beberapa sosok teknokrat serupa Habibie. Sayangnya, karena isu politik dan ekonomi, peran serta potensi mereka kurang diperhatikan oleh pemerintah. "Jalan ilmuwan Muslim di Indonesia belum terbuka di abad ini. Jalan masih panjang diretas," ujarnya.

Padahal, dia telanjur berharap kalangan ilmuwan Muslim di Indonesia kelak mampu memengaruhi perkembangan teknologi modern. Dengan begitu, bangsa Barat tak lagi menguasai sepenuhnya kemajuan teknologi di peradaban milenium ini.

Bachtiar melihat ada beberapa hambatan yang masih menggelayuti Indonesia untuk meraih impian tadi. Indikatornya, kata dia, salah satunya tampak pada peringkat perguruan tinggi Indonesia yang masih berada di kisaran angka ratusan di antara perguruan-perguruan tinggi dunia. "Ada tanda kemunduran kualitas dari program pendidikan pascasarjana dan doktoral di Indonesia," ungkap dia.

Kondisi ini, menurutnya, bakal memengaruhi kualitas lulusan. Dalam hal ini, lulusan yang dihasilkan menjadi kurang kompeten. Hal ini tentu saja akan menghambat lahirnya cendekiawan-cendekiawan yang mumpuni. Karena itu, ia berpendapat, hal penting yang lebih dulu harus dilakukan adalah memperbaiki sistem pendidikan. Dari perbaikan sistem pendidikan itu diharapkan terbentuk fondasi kuat bagi lahirnya para teknokrat dan ilmuwan tangguh.  "Secara individu, banyak cendekiawan Muslim Indonesia yang dikagumi karena berpengetahuan tinggi. Tapi, itu tak menggambarkan kondisi keseluruhan kualitas bangsa ini," tegas Bachtiar.

Dia pun berharap umat Islam di Indonesia mengubah cara pandangnya pada Alquran. Menurutnya, selama ini Alquran hanya dipandang sebatas perintah Allah yang diturunkan melalui Rasulullah SAW untuk hamba-Nya. Sejatinya, di dalam Alquran banyak isyarat-isyarat yang membuka tabir penciptaan Allah SWT pada tiap makhluk-Nya. Begitu pula kunci rahasia ilmu pengetahuan tersirat di dalamnya."Umat Islam harus melewati masa pemikiran bahwa Alquran bukanlah petunjuk hidup saja untuk menggenggam kejayaan kembali," jelas Bachtiar.

Kebangkitan spiritualitas
Sisi keilmuan harus pula dibarengi oleh kekuatan spiritualitas. "'Kebangkitan spiritualitas yang utama," ujar Ketua Ikatan Dai Indonesia, Prof KH Ahmad Satori Ismail. Menurutnya, bangsa Indonesia bisa meretas kejayaan peradaban Islam jika memiliki kekuatan akidah.

Dia menilai, sisi spiritualitas ada dalam pribadi setiap Muslim. Jika dibangkitkan, hal itu bakal mendorong munculnya semua potensi positif dalam dirinya. Bila potensi ini bangkit, ia yakin umat Islam bakal mampu membendung dampak buruk teknologi modern, seperti televisi dan internet.

Problema umat Islam di Indonesia, kata dia, sering kali tak memanfaatkan waktunya dengan akidah yang baik. Akibatnya, sebagian besar umat masih sering melanggar aturan dan norma, termasuk membahas hal-hal yang tidak penting dalam kesehariannya. Tak ayal, tingkat produktivitas dan performa kinerja umat menurun. Prestasi pun sulit diraih. "Perbuatan setan membuat umat tak semangat belajar. Maka, mantapkan akidah, tingkatkan stabilitas hidup, dan fokus pada rancangan hidup." n ed: wachidah handasah

Indonesia Bisa Diperlakukan Sama Seperti Libya oleh Barat, Soal Waktu saja Mereka akan Menyerbu Kita?


Habib Rizieq


Muncul kekhawatiran dari sejumlah pihak soal nasib Indonesia di masa depan. Bukan tidak mungkin, Indonesia juga akan bernasib sama dengan Libya dan negara lainnya di Timur Tengah.

ALASANNYA, hancurnya negara-negara di Timur Tengah itu karena ulah Barat yang ingin menguasai kekayaan alamnya. Sementara Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah dan saat ini saja sudah menjadi rebutan negara asing, utamanya Amerika Serikat. Demikian diungkapkan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dalam siaran persnya kepada Monitor Indonesia, Minggu (23/10/2011).

Rizieq menilai Indonesia juga telah dibidik oleh Barat. Terbukti, kekayaan alam Indonesia saat ini saja sudah dikeruk habis-habisan oleh Barat. Tujuannya, selain untuk memperkaya Barat, juga agar Indonesia tetap miskin dan selalu menggantungkan hidupnya kepada hutang yang digelontorkan Barat. "Lihat saja, sejumlah perusahaan asing saat ini mengelola sumber daya alam Indonesia, seperti, Freeport, Newmont, Caltex, Mobil Oil," ujarnya.

Apa yang terjadi di Libya, kata Rizieq, tak lepas dari campur tangan Barat melalui NATO. Tujuannya jelas, untuk menguasai minyak yang melimpah di bumi Libya. "Dengan kekayaan alam Indonesia, bangsa ini berpotensi mengalami hal serupa," ujarnya.

Salah satu campur tangan asing yang kini tengah berlangsung, ungkap Rizieq, adalah hadirnya sejumlah konsultan asing dan lembaga-lembaga yang merupakan kaki tangan Barat dalam membuat draf perundang-undangan Indonesia. Bahkan mereka terus 'Nongkrong' selama proses pembuatannya di DPR RI. Tujuannya, tentu saja untuk menjamin keamanan kepentingan Barat," ketusnya.
http://monitorindonesia.com/?p=56056

Perang Besar Baru di Timur Tengah, Iran vs Israel, Segera Digelar. Hati2 Indonesia!



Israel Bersiap Serang Iran

TEMPO Interaktif, Presiden Israel Shimon Peres mengungkapkan rencana Israel dan negara sekutunya untuk menyerang Iran. Rencana itu disampaikan Peres kepada saluran televisi swasta di negara itu. "Kami harus bekerja sama dengan negara-negara untuk menjamin kalau mereka (Iran,red) memelihara komitmen mereka. Ini harus dilakukan karena ada daftar panjang opsi-opsi," kata Peres, Sabtu, 5 November 2011.

Sebelumnya, media Israel melaporkan kalau badan intelijen dari berbagai negara telah mengawasi Iran dengan cermat. "Intelijen mendesak para pemimpin mereka memperingatkan bahwa Iran akan memiliki senjata nuklir," kata laporan media Israel. Kamis lalu, Israel telah menyelesaikan latihan pertahanan sipil besar-besaran di daerah Tel Aviv. Latihan itu bertujuan mensimulasi satu tanggapan serangan-serangan rudal konvensional dan non-konvensional. Termasuk telah melakukan uji coba rudal balistik.

Seperti dikutip Sidney Morning Herald, Rabu lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak berusaha menggalang dukungan kabinetnya untuk segera memutuskan serangan ke Iran. Keputusan resmi itu baru akan diambil Selasa atau Rabu pekan ini. Termasuk kemungkinan melancarkan rudal dan pemakaian radioaktif dalam rudal mereka.

Haretz, koran terkemuka Israel, dalam satu jajak pendapatnya menyatakan opini publik Israel terbelah soal serangan-serangan terhadap fasilitas-fasilitas nuklir. Sekitar 41 persen mendukung, 39 persen menentang, dan 20 persen tidak memberikan keputusan.
http://www.tempointeraktif.com/hg/ti...365118,id.html

Berang, Iran Pun Siap Berperang
Selasa, 08 November 2011 | 03:45 WIB

TEMPO Interaktif:TEHERAN: -- Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi menegaskan, pernyataan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) bahwa Iran sedang membuat model-model komputer sebuah hulu ledak nuklir merupakan klaim-klaim palsu. "Biarkan mereka melansir laporan tersebut, dan kita lihat nanti," ujar Salehi, yang merupakan bekas pejabat senior urusan nuklir itu.

Salehi berkeyakinan, laporan yang disebut-sebut IAEA didapat dari hasil pengamatan intelijen itu seribu persen bermotif politik. "Saya yakin dokumen itu sangat lemah dari sisi keasliannya," ujar Salehi sebagaimana dilansir kantor berita semi resmi Iran, Mehr. "IAEA berada di bawah tekanan negara-negara adidaya."

Iran telah berulang kali membantah ambisi membangun persenjataan nuklir dan menegaskan bahwa nuklir digunakan negeri itu untuk pembangkit listrik dan tujuan damai lainnya. Karena itu, Salehi mengatakan negerinya siap menghadapi semua kemungkinan terburuk. "Lebih baik langsung menghadapi bahaya daripada selalu dalam bahaya," ucapnya.

IAEA kemarin menyatakan bakal segera merilis laporan intelijen seputar aktivitas nuklir Iran dalam pekan ini. Mengutip sejumlah sumber diplomat, koran Inggris, The Telegraph, menyebut Ketua IAEA Yukiya Amano memaparkan dokumen setebal 12 halaman dan laporan tahunan terbaru tentang aktivitas program nuklir Iran yang mengarah pada pengayaan uranium.

Adapun menurut bekas pejabat IAEA David Albright langkah-langkah Iran itu termasuk mendapat disain dan uji coba sebuah kapsul peledak untuk memicu ledakan nuklir. Harian The New York Times melaporkan, para pejabat yang mengetahui laporan intelijen itu mengatakan Iran memiliki sebuah fasilitas yang diyakini dipakai untuk menguji coba alat tersebut.

Karena itu, Presiden Israel Shimon Peres pada Sabtu malam lalu mengatakan kemungkinan besar Israel dan negara-negara lainnya akan menyerang Iran. "Kita harus mulai bekerja sama dengan negara-negara ini untuk menjamin bahwa mereka memelihara komitmen-komitmen mereka," kata Peres.
http://www.tempointeraktif.com/hg/ti...365381,id.html

Rusia: Israel Serang Iran Kesalahan Besar
Selasa, 08 Nopember 2011 01:07 WIB

Rusia: Israel Serang Iran Kesalahan Besar WartaNews-Moskow - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan bahwa aksi militer terhadap Iran akan menjadi "kesalahan besar dengan konsekuensi yang tak terduga." Langkah diplomasi adalah satu-satunya yang harus ditempuh terkait penyelesaikan nuklir Iran, bukan agresi militer, menurut Lavrov seperti dkutip kantor berita Prancis.

Ini bukan pertama kalinya Israel mengancam untuk menyerang Iran, kata Lavrov. Menlu Rusia juga menekankan perlunya melanjutkan pembicaraan antara Iran dan enam kekuatan dunia (G6). Badan Energi Internasional (IAEA) berencana menerbitkan laporan "yang akan memberikan bukti baru mengenai upaya Iran mengembangkan senjata nuklir.
http://www.wartanews.com/read/Intern...esalahan-Besar

------------------

Pasca Perang Teluk I dulu, dunia Barat (yang dibaliknya bercokol kepentingan utama Israel) memang berhasil memporak-porandakan peta politik dan Geo-politik di Timur Tengah, khususnya negara-negara Arab. Setelah Kuwait dan UEA dikuasai total minyaknya oleh AS dan Barat (sementara Arab Saudi semakin bergantung setelah Perang Teluk 1 dan perang Irak-Iran di tahun 1980-an lalu), revolusi dan 'kudeta atas nama demokrasi' terus dilangsungkan di wilayah itu. Setelah proyek perang di Irak berhasil, setelah itu menyusul Aljazair, Tunisia, Libya, Yaman, dan sekarang 'war project' itu sedang berlangusng di Syria. Yordania, seperti halnya Saudi Arabia, tidak masuk hitungan mereka sebab sudah 'ditaklukkan' sejak lama.

Satu-satunya negeri yang tak mau tunduk dengan Barat dan AS, adalah IRAN itu. Kepentingan Israel pun sangat kuat, sebab IRAN menurut mereka tentunya, sudah mulai membuat senjata nuklirnya sendiri, sesuatu yang paling dicemaskan negara yahudi itu. Yang menarik, kebanyakan pemimpin-pemimpin Arab di Timur Tengah itu, justru diam-diam mendukung bila Israel menghancurkan proyek PLTN dan senjata nuklir milik IRAN itu (itu setidaknya bisa dibaca dari 'bocoran Wikieleaks' tentang kawat diplomatik Kedubes AS di wilayah itu yang mengutip 'suasana kebatinan' yang berkembang di kalangan Pemimpin Arab). Kok bisa? Ini kayaknya menyangkut masalah ideologi dan agama rupanya. IRAN itu dikenal 'sarang utama' penyebaran Islam-Syi'ah di dunia saat ini. Sementara itu kebanyakan Pemimpin Arab di Timur Tengah adalah penganut Islam-Sunni. Dalam pandangan kebanyakan Pimpinan negeara Arab yang menganut paham Sunni, paham dan penyebaran Syi'ah itu justru jauh lebih berbahaya daripada ajaran Yahudi dan Nashrani. Termasuk kejahatannya. Dalam banyak kasus, pembantaian ummat Islam-Sunni di Irak pasca Irak diduduki oleh Barat (AS), justru kebanyakan mereka tewas bukan di tangan tentara AS dan Barat (baca 'tentara SALIB modern'), tetapi akibat pembataian oleh kaum Syi'ah di Irak itu.

Yang juga menarik, petualangan dunia Barat dalam menguasai Timur-Tengah kali ini, justru menghancurkan 'power balancing' antara pengikut Sunni-Syi'ah itu, yang selama ini mereka bisa hidup berdampingan dengan damai, justru dibawah 'tangan besi' pemimpin Arab model Saddam Husein dan Khadafi itu. Barat dan Israel yang selama ini menjadi dalang perpecahan dan gejolak di wilayah itu, justru agak terlambat menyadarinya. Sebuah revolusi kaum Syi'ah di Timur Tengah akibat pusatnya diserang, yaitu IRAN, oleh Barat dan Israel, otomatis akan membakar semua negara-negara di Timur Tengah yang populasi Syi'ahnya sangat kuat dan besar seperti di Irak itu. Israel dan Barat memang salah besar menghancurkan keseimbangan yang ada. Makanya kecemasan Rusia dan Prancis bisa dipahami.

Apa kaitannya dengan Indonesia? Lihat aja itu 'war project' itu, setelah negara-negara mayoritas muslim dan kaya sumber daya alam di Timur Tengah, apa tidak terfikirkan oleh kita semua, bahwa NKRI yang kaya sumber daya alam dan juga mayoritas muslim, menjadi proyek perang mereka yang terakhir? Barat akan memanfaatkan issue separatisme yang saat ini sedang terjadi atau pernah terjadi di masa lalu di Papua, Aceh, Sulut, Kaltim, Riau dan Maluku. Kalau anda perhatikan dengan cermat, itu wilayah yang suka ada 'nyanyian separatisme' sejak dulu, adalah wilayah yang kaya sumber daya alamnya dan disana banyak bercokol perusahaan MNC Barat yang menyedot kekayaan alam kita. Tak pernah daerah miskin kekayaan alam yang pernah menuntut meredeka (separatisme), seperti gerakan 'NTT Merdeka' atau 'Madura Merdek'a misalnya, bukan? Itu persis ketika CIA mendompleng gerakan PERMESTA di tahun 1950-an dulu. Mereka juga sepertinya akan meng-aneksasi Pakistan, setelah Afghanistan mampu mereka kalahkan!

Apakah Takdir Bisa Dirubah?

Apakah takdir bisa berubah? Masalah Qadha dan Qadar masih merupakan misteri karena ada yang berpendapat tidak bisa di rubah sebab hal tersebut sudah merupakan garis perjalanan yang telah ditetapkan Allah pada saat usia seseorang 4 bulan dalam kandungan pada saat di tiup kan roh hasil ciptaan Allah kepada manusia. Dan pada saat itulah ditetapkan umur,rezeki,nasib dan musibah yang akan dijalani seseorang selama hidup di dunia ini, sedangkan apa yang telah ditetapkan itu dirahasiakan oleh Allah tidak seorang manusia pun yang mengetahuinya. Bahkan malaikat dan jin juga tidak mengetahuinya, walaupun malaikat yang diberi wewenang untuk mencabut nyawa seseorang tidak mengetahuinya.

Tugas malaikat hanyalah menjalankan perintah dari Allah apabila telah jatuh tempo umur seseorang, maka sesuai dengan perintah Allah Malaikat langsung mencabut nyawa seseorang.  Namun demikian manusia tidak boleh pasrah dan tawakkal saja menerima nasib melainkan kita diperintahkan untuk berusaha menghindarinya dengan jalan berusaha dan ikhtiar apabila misalnya kita sakit segeralah untuk berobat dan mencari obat untuk menyembuhkannya. Setelah berusaha baru kita menyerahkan diri bertawakkal kepada Allah untuk menerima Takdir yang digariskan Allah.

Berdasarkan itu bahwa umur tidak bisa di rubah karena ada ayat yang menyatakan dalam Surat Yunus [10:49] " .....Tiap-tiap umat ada ajal nya, Jika ajal mereka itu datang ,mereka tidak dapat mengundurkan nya agak sesaat pun dan tidak pula dapat mempercepatnya." Namun kalau dibaca ayat berikutnya Allah mengatakan " Allah menciptakan mu, lalu mematikan mu. Dan di antaramu ada yang disampaikan pada batas usia lanjut dari usia mu, hingga tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulu pernah diketahuinya.Sesungguhnya  Allah Maha Mengetahui dan Kuasa" [An-Nahl ;16:70]. Sehingga usia yang telah ditetapkan itu ada yang sampai lanjut [pikun], dan ada pada usia muda.

Dan yang dapat diharapkan untuk memperpanjang usia seandainya telah di takdirkan pendek adalah sebagaimana dikatakan tambahan ayat : "Bahwa Allah tidak memperpanjang usia seseorang yang telah ditetapkan panjang, dan Allah tidak mengurangi usia seseorang yang telah ditetapkan pendek." Dengan bunyi ayat ini nampaknya Allah ada memberi peluang bagi yang kebetulan telah ditetapkan umur pendek, karena tidak dikurangi berarti dapat diperpanjang  sampai batas usia lanjut. Karena Allah Maha Kuasa tidak ada yang sulit kalau Allah hendak merubahnya apabila yang bersangkutan selalu memohon kepada-Nya dan tetap melaksanakan sholat serta menafkahkan sebagian rezeki berupa infak dan sedekah dan memperbanyak silahturrahmi terhadap sesama  manusia. Selain itu dalam Hadis ada disebutkan bahwa Sedekah dan Silahtuhrahmi dapat memperpanjang usia seseorang.

Kemudian bagaimana tentang rezeki,nasib dan musibah semua itu bisa berubah atas izin Allah asal kita mau berusaha dan ikhtiar karena dalam ayat ada disebutkan bahwa "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib baik suatu bangsa, kecuali mereka sendiri yang merubahnya jadi bernasib buruk." Dan semua itu bagaimana kita mau berusaha sesuai bakat masing-masing yang telah dikaruniakan Allah kepada setiap manusia dan ditambah untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya. Kalau itu disyukuri dan dan ada kemauan untuk maju semua diberikan hak yang sama untuk berlomba-lomba untuk mencari rezeki yang telah disiapkan di muka bumi ini. Walaupun  Allah memberikan kelebihan kepada sebagian  dari yang lain dalam hal rezeki. bukan berarti yang diberi kelebihan itu sudah pasti akan sukses belum tentu. Demikian juga bagi yang diberi kekurangan sudah pasti jadi orang susah dan miskin. Semuanya itu tergantung manusianya mau bersyukur atau tidak di dalam menerima rezeki yang telah dikaruniakan Allah kepadanya.

Sehingga kuncinya ada kemauan untuk merubahnya karena Allah mengatakan dalam Sura' Al-Insyirah [94:5-7] " Sesungguhnya dimana ada kesulitan, disitu ada kemudahan." Seungguhnya disamping kesulitan ada kelonggaran." Karena itu bila engkau selesai dari satu pekerjaan garaplah urusan yang lain dengan tekun." Jadi kita disuruh untuk mencari usaha lainnya kalau sudah selesai dari satu pekerjaan yang didapatkan.Demikian juga masalah musibah yang telah ditetapkan Allah terhadap seseorang akan dapat dihilangkan sebelum terjadi atau menimpa seseorang apabila yang bersangkutan banyak berbuat amal kebajikan kepada sesama makhluk. Seperti banyak mengeluarkan sedekah,infak dan amal lainnya karena amal kebajikan dapat menghapus amal keburukan termasuk musibah atau bala. Jadi semua dapat dirubah atau dihilangkan Allah atas Kuasa-Nya terhadap apa yang akan terjadi terhadap para hamba-hambanya.

Seperti disebutkan dalam Al-Quran ada  seseorang yang hidup menderita dengan kesulitan sampai azalnya tiba melakukan protes kepada Allah yang menganggap dirinya teraniaya sepanjang hidupnya. Hal tersebut dijelaskan dalam Surat An-Nisa [4:97] " Sesungguhnya orang-orang yang di wafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya dirinya sendiri, ditanya oleh malaikat :"Bagaimana keadaanmu?". Mereka menjawab : "Kami adalah orang-orang lemah tertindas di belahan bumi ini." Malaikat bertanya lagi "Bukankah bumi Allah itu luas sehingga kamu dapat hijrah kemana-mana ?" Tempat orang-orang itu  adalah jahanam. Dan jahanam adalah tempat yang seburuk-buruknya." Dengan bunyi ayat tersebut jelas orang yang tidak mau berusaha dan ikhtiar untuk mencari rezeki, hanya menunggu turunnya takdir tidak dibenarkan oleh Allah, Sehingga takdir buruk akan menimpa seseorang bila tidak mau berusaha. Demikianlah mudah-mudahan ada manfaatnya kepada kita semua namun tulisan ini hanyalah perkiraan semata sedangkan kebenaran mutlak hanya ada  Allah yang tahu

Takdir bisa di rubah atau tidak?

----- Tanya -----
Assalamu'alaikum wr. wb.

Saya mau tanya, tolong diberi penjelasan bagi yang mengetahuinya. Mengenai takdir, apakah ada yang disebut takdir mutlak/tidak bisa diubah dan takdir yang tidak mutlak/bisa diubah??? Ataukah kita mempunyai banyak takdir, yang kita berusaha untuk memilih satu diantaranya? Untuk jodoh(seperti artikel yg lalu) dan kematian mungkin ini sebagai takdir yang mutlak (menurut saya, saya juga belum mengerti betul). Seperti kematian, waktu kematian itu sendiri tidak akan maju atau mundur sedetikpun. Ikut dalam perang jihad pun tidak akan memajukan kematian, dan berdiam diri di rumah pun tidak akan mengundurkan kematian. Terus, bagaimana dengan takdir kita, mengenai kesuksesan, karir, dll di dunia ini. Ada kisah Abu Bakar yang tidak jadi melakukan penaklukan suatu daerah yang diserang penyakit menular karena menghindari tertularnya penyakit. Namun banyak sahabat lainnya yang tetap bersikeras untuk terus melaksanakan penaklukan tsb, karena menurut mereka kita tertular atau tidak, itu sudah takdir kita. Dan Abu Bakar pun tetap pada pendiriannya (agar tidak tertular) untuk kembali/tidak jadi menyerbu seraya berucap, "Bukannya aku takut akan takdirku, tapi aku berusaha untuk memilih takdirku yang lebih baik". Dan Alloh pun juga telah berfirman, bahwa Dia tidak akan merubah nasib suatu kaum selama kaum tsb tidak berusaha merubahnya sendiri. Tolong bagi yang mengetahuinya, saya diberi penjelasan mengenai apa dan bagaimana takdir itu? Wassalamu'alaikum wr. wb


. ----------- Jawab -----------

Saudara Eppy yang baik, Menanggapi pertanyaan saudari tentang masalah Takdir, ada beberapa hal yang perlu di dicermati di sini. Terutama tentang Makna takdir, sikap seorang hamba terhadap takdir itu dan bagaimana melakukan upaya menghadapi takdir itu sendiri. Takdir berarti suatu hal yang telah ditetapkan oleh Alloh semenjak jaman azali atau zaman sebelum diciptakan sesuatu di "Lauhul Mah fudz " yang berkenaan dengan nasib dan perjalanan hidup seseorang. Dalam kaitannya dengan takdir mutlak adalah seperti jodoh , mati dan rezki seseorang yang telah ditentukan Allah Yang Maha Kuasa. Ada beberapa pendapat tentang bagaimana seorang manusia menyikapi takdir tersebut yang sesuai dengan aturan agama. Dalam hal ini ada tiga pendapat ulama.

Pertama, mereka yang mengatakan bahwa takdir adalah keputusan Allah dimana baik dan buruk nasib sesorang ditentukan sepenuhnya oleh Allah tanpa manusia bisa berupaya dan mengganti keadaan tersebut. Di sini manusia dituntut untuk pasrah terhadap ketentuan yang telah diberikan, golongan ini disebut golongan Jabariah.

Kedua, mereka yang mengatakan bahwa nasib dan takdir seseorang ditentukan oleh seberapa besar usaha orang tersebut tanpa ada intervensi dan keikutsertaan Allah terhadap perjalanan hidup seorang hamba, dan lebih lanjut menyatakan bahwa di situ terhampar lahan luas dimana manusia bebas dan berkuasa penuh terhadap nasib yang akan dilalui nanti. Golongan ini disebut Qodariah.

Dan golongan terakhir adalah mereka yang mengatakan bahwa Allah telah menetapkan nasib dan takdir seseorang namun manusia tetap dituntut untuk berupaya semaksimal mungkin untuk merubah keadaan dan kondisiya, dan perubahan itu bisa di upayakan atas kuasa Ilahi dan ridlo darinya meski nasib dan suratan takdir telah tertulis. Golongan ini adalah ulama dari Ahli Sunnah waljamaah .

Dari sini kita bisa mengambil konklusi bahwa manusia tetap dituntut untuk berupaya seoptimal mungkin untuk mencapai kehidupan yang baik di dunia maupaun di akhirat dengan seimbang tanpa melupakan sisi pasrah dan tawakal manusia terhadap Penciptanya. Pasrah bukan berarti siakap fatalis yang hanya menunggu perubahan dari Allah atau bertinak sesuatu yang irasional ...... seperti tidak mempunyai senjata tetapi melawan musuh, meninggalkan mobil tanpa menguncinya karena yakin dengan takdir Allah apakah mobil itu hilang atu tidak. Dan rezeki maupun karier pun tidak akan berkembang jika kita hanya berpangku tangan. Berarti disitu ada sisi upaya manusia dan intervensi Tuhan untuk menetapkan sesuatu terjadi atau tidak, semua sangat tergantung dari optimalisasi usaha manusia dan keridloan Ilahi.

Dalam Qur'an Allah berfirman "Sesungguhnya Alloh tidak merubah suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ( QS 13;11 )

dan Allah mengisyaratkan manusia untuk terus bekerja dan berbuat untuk tujuan jauh ke masa mendatang yaitu bertindak untuk tujuan akherat tanpa melupakan sisi manusiawi seorang hamba untuk bekerja dan beraktifitas demi kehidupan nya di dunia dalam hal ini Allah berfirman "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaan dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kamu kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu............(QS 28;77 ).

Lebih lanjut dalam suatu kesempatan sahabat Umar r.a pernah mengisyaratkan " Berbuatlah dan bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah dan beribadahlah untuk akheratmu seakan-akan kamu akan mati esok hari ". Demikianlah suatu takdir akan berubah sesuai dengan usaha dan upaya manusia meski Allah telah mentapkan suatu ketetapan dari awal namun isyarat Ilahi menuntut suatu usaha optimal agar nasib dan keadaan yang lebih baik atau yang kita inginkan tercapai. Setelah usaha yang maksimal disertai dengan doa dan sikap pasrah pada Allah kita serahkan nasib dan takdir ........... inilah yang dinamakan sikap pasrah dan tawakal pada apapun yang kita inginkan . Wallahu a'lam bissowab Wassalam, Kuni Khoirun Nisa'