Senin, 30 Januari 2012

Allah Mutlak Maha Berkuasa Atas Segala Sesuatu


Ketika seseorang meraih suatu keberhasilan atau mencapai suatu target hidup yang ingin dicapai baik itu tentang harta, jabatan, dan lainnya,  sesungguhnya hal itu terjadi karena Allah azza wa jalla menghendaki hal itu terjadi. Namun kebanyakan manusia beranggapan bahwa kesuksesan tersebut terjadi karena kerja keras mereka, sehingga mereka lupa kepada Dzat yang menciptakan dan menyebabkan segala sesuatu. Padahal seluruhnya terjadi karena Allah, termasuk niat(kehendak) dan pikiran manusia timbul karena keinginan Allah semata.  Berikut dalil-dalil dari Al Quran yang menyebutkan bahwa seluruh kejadian yang terjadi adalah merupakan ketetapan yang telah Allah tetapkan dalam Kitab Lauhul Mahfuzh :    
-               Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.(QS. Al Baqarah:255)
-               Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daupun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh). (QS. Al An'aam, 6:59)
-               Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab(Lauhul Mahfuzh), kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (QS. Al An'aam, 6:38)
-               Kami tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Alquran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh). (QS. Yunus, 10:61)
-               (Mereka tidak menerimanya) bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir: "Ini adalah suatu yang amat ajaib". Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi)?, itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin. Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh) mereka, dan pada sisi Kamipun ada kitab yang memelihara (mencatat). (QS. Qaaf, 50:2-4)
-               Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah(di Lauhul Mahfuzh). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Luqman, 31:27)
-               Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauhul Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. (QS. Al Hajj, 22:70)
-               "Tidak ada suatu musibah pun menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfudz) sebelum kami menciptakannya. sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (22) " (kami jelaskan demikian) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput darimu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-nya kepadamu dan Allah tidak menyukai setiap yang sombong lagi membanggakan diri.(23). (QS. Al Hadid : 22-23)
-               Dan tak ada suatu (yang) melata  pun di bumi melainkan Allahlah yg memberi rezkinya dan Dia mengetahui tempat berdiam dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab nyata (Lauhul  mahfuzh). (QS. Hud : 6)
-               Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; Bahwa yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauhul Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. (QS. Al Hajj : 70)
-               Tiada sesuatu pun yang ghaib di langit dan bumi melainkan (terdapat) dalam kitab nyata (Lauhul Mahfuzh) (QS. An Naml : 75)
-               Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami tuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang Nyata (Lauhul  Mahfuzh) (QS. Yaasiin : 12)
-               Dan Allah menciptakan kamu dari tanah lalu dari mani, lalu Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-wanita). Dan tidak ada perempuan pun mengandung dan tidak pula melahirkan melainkan dengan sepengetahuanNya. Dan sekali-kali tidak di panjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umur nya melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah. (QS. Al Fathir : 11)
Ditambah dalil-dalil dari hadits Rasulullah tentang Lauhul Mahfuzh :
-           كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
"Allah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi."  (HR. Muslim no. 2653, dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash)
Kemudian hadits selanjutnya :
"Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah 'arsy, air dan angin)( Lihat Tuhfatul Ahwadzi, Al Mubarakfuri Abul 'Ala', Darul Kutub Al 'Ilmiyyah, Beirut, 6/307)   adalah qolam (pena), kemudian Allah berfirman, "Tulislah". Pena berkata, "Apa yang harus aku tulis". Allah berfirman, "Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya"( HR. Tirmidzi no. 2155. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)
Takdir yang dicatat di Lauhul Mahfuzh tidak mungkin berubah sebagaimana maksud dari ayat yang kita bahas. Begitu pula disebutkan dalam hadits Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma,
رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ
"Pena telah diangkat dan lembaran catatan (di Lauhul Mahfuzh) telah kering".( HR. Tirmidzi no. 2516. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits inishahih.). Adapun hadits yang menyebutkan bahwa takdir dapat di ubah, yaitu Rasulullah bersabda :
                               قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا الْبِرُّ (الترمذي)
Bersabda Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam: "Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah ta'aala selain do'a. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik." (HR Tirmidzi 2065). Yang dimaksud taqdir yang bisa diubah dalam HR Tirmidzi no.2065 adalah catatan nasib manusia yang dicatat dan diketahui oleh Malaikat. Perubahan catatan inipun sudah tercatat dalam Lauh Mahfuzh sebelumnya.
 Ibnu Taimiyah rahimahullah ketika ditanya apakah rizki yang telah ditakdirkan bisa bertambah dan berkurang, beliau rahimahullah menjawab, "Rizki itu ada dua macam. Pertama, rizki yang Allah ilmui bahwasanya Allah akan memberi rizki pada hamba sekian dan sekian. Rizki semacam ini tidak mungkin berubah. Kedua, rizki yang dicatat dan diketahui oleh Malaikat. Ketetapan rizki semacam ini bisa bertambah dan berkurang sesuai dengan sebab yang dilakukan oleh hamba. Allah akan menyuruh malaikat untuk mencatat rizki baginya. Jika ia menjalin hubungan silaturahmi, Allah pun akan menambah rizki baginya."Jadi sama sekali takdir yang ada di Lauhul Mahfuzh tidak berubah, yang berubah adalah catatan yang ada di sisi Malaikat, dan itu pun sesuai ilmu Allah Ta'ala.
Sehingga kesimpulannya adalah segala sesuatu didunia ini, terjadi karena Allah menghendakinya. Ini merupakan arti dari kalimat  lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah). Sesuai dengan hadits yang merupakan wasiat Rasulullah kepada sahabat Abu Dzar Al Ghifari yang artinya, Dari Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu , ia berkata: "Kekasihku (Rasulullah) Shallallahu 'alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), (5) aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan (7) beliau melarang aku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia".
Hadits ini shahîh. Diriwayatkan oleh imam-imam ahlul-hadits, di antaranya:
1. Imam Ahmad dalam Musnadnya (V/159).
2. Imam ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul-Kabîr (II/156, no. 1649), dan lafazh hadits ini miliknya.
3. Imam Ibnu Hibban dalam Shahîh-nya (no. 2041-al-Mawârid).
4. Imam Abu Nu'aim dalam Hilyatu- Auliyâ` (I/214, no. 521).
5. Imam al-Baihaqi dalam as-Sunanul-Kubra (X/91).
Dishahîhkan oleh Syaikh al-'Allamah al-Imam al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin al-Albâni rahimahullah dalam Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah (no. 2166). Kemudian ada hadits yang lain yang mempertegas masalah tauhid yang benar ini, yaitu berbunyi apabila kau meminta, mintalah kepada Allah. Sesungguhnya pena telah mengering, mencatat apa yang ada. Seandainya seluruh makhluk bermaksud menolongmu dengan sesuatu yang tidak ditetapkan oleh Allah untukmu, niscaya mereka tidak akan sanggup melakukannya. Dan jika (manusia) bermaksud mencelakakanmu dengan sesuatu yang tidak ditetapkan Allah bahwa sesuatu itu akan mencelakakanmu, niscaya mereka tidak akan sanggup melakukannya." (HR.Ahmad).
Setelah kami utarakan dalil-dalil(dasar) dari Al Quran serta Hadits, bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah merupakan kehendak Allah swt. Kamipun tidak mengingkari bahwa manusia mempunyai kehendak, namun kehendak manusia itu sendiri merupakan kehendak dari Allah Azza Wa Jalla.  
Sehingga apabila seorang muslim memahami pondasi tauhid ini dengan baik maka pastinya mereka akan bisa menghayati dan mengamalkan dengan baik ayat 5 dari QS. Al Fatihah yang memiliki arti "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan".
Bersandar hanya kepada Allah, tidak takut terhadap apapun kecuali kepada Allah swt. Orang yang memahami ini dengan baik akan jauh dari sifat sombong karena ia menyadari bahwa kesuksesan, keberhasilannya mencapai apapun adalah karena Allah swt menghendaki demikian. Dengan izin Allah, semoga bacaan ini mampu memberikan gambaran yang jelas tentang tauhid yang benar menurut Islam sehingga kedepannya mampu membangun karakter –karakter yang tidak menyekutukan Allah dengan siapapun dan apapun. Dan juga dengan izin Allah, penulis berharap, tulisan ini mampu menyadarkan setiap manusia yang sedang ditaqdirkan oleh Allah memiliki kedudukan, jabatan, serta pengaruh yang besar di negeri ini, untuk mencegah dan melarang orang-orang lain mengagung-agungkan dirinya secara berlebihan, tidak menyombongkan diri di depan manusia lainnya dengan mengatakan bahwa dialah yang menentukan nasib/jabatan mereka. Apabila ada orang yang memiliki jabatan melakukan hal ini, maka sesungguhnya ia telah menjadikan dirinya sebagai tandingan dari Allah azza wa jalla atau dengan kata lain ia telah melantik dirinya sendiri menjadi Firaun baru didunia modern ini. Naudzubillah..
Di tulis oleh Abu Muhammad bin Abdul Malik.

Rahasia Mencapai Masyarakat Adil Dan Makmur di Indonesia telah tercantum dalam Al Quran


Allah berfirman :
 "Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi." (QS.Al A'raaf:96-99)

Dari ayat diatas, Al Quran telah menyebutkan bahwa kesejahteraan dan kemakmuran suatu negeri tergantung pada penduduknya. Jika penduduknya beriman dan bertaqwa, maka Allah akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Dan jika mereka ingkar, maka Allah akan mengadzab mereka dengan berbagai adzab(musibah) karena kesalahan mereka sendiri.
Melihat persentase penduduk muslim Indonesia yang mencapai 85,1% dari seluruh penduduk Indonesia, maka mereka sangat berperan sekali dalam memakmurkan negeri ini, jika sebagian besar mereka, beriman dan bertaqwa sesuai yang dimaksudkan dalam QS.Al A'raaf:96-99 maka Allah akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi.     
Pertanyaannya sekarang, apa kriteria atau standart disebut sebagai orang yang beriman dan bertaqwa yang benar sesuai dengan ayat diatas?
Kita tidak boleh mengatakan dengan tanpa dasar dari Al Quran sendiri bahwa dari kelompok-kelompok islam(organisasi islam) yg ada di Indonesia, salah satu dari mereka yang benar. Kita harus mengembalikan pertanyaan ini ke dalam kandungan ayat-ayat Al Quran. Karena ternyata orang-orang yang beriman, bertaqwa, orang yang benar, beruntung telah disebutkan dalam Al Quran dan dijelaskan secara jelas dalam Al Quran serta dipertegas lagi dalam beberapa hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam. Bahkan mereka bukan fiktif(tidak pernah ada), mereka pernah hidup didunia ini, merekalah para sahabat Rasulullah, yang diridhoi oleh Allah, disebutkan sebagai ummat terbaik yang pernah dilahirkan untuk manusia, dan kepada mereka, Allah telah menjanjikan mereka masuk surgaNya.
Berikut kami cantumkan dalil-dalil tentang kemuliaan mereka.

QS.Al Fath:10
"Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia(para sahabat) kepada kamu(Muhammad) sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barang siapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu(adzab) akan menimpa dirinya sendiri dan barang siapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar." 

Allah ta'ala berfirman yang artinya, "Muhammad adalah utusan Allah beserta orang-orang yang bersamanya adalah bersikap keras kepada orang-orang kafir dan saling menyayangi sesama mereka. Engkau lihat mereka itu ruku' dan sujud senantiasa mengharapkan karunia dari Allah dan keridhaan-Nya." (QS. Al Fath:29).

"Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin(para sahabat) tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya dan setan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa."(QS. Al Fath:12)
 
Allah ta'ala berfirman yang artinya, "Bagi orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin yang diusir dari negeri-negeri mereka dan meninggalkan harta-harta mereka karena mengharapkan keutamaan dari Allah dan keridhaan-Nya demi menolong agama Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. Sedangkan orang-orang yang tinggal di negeri tersebut (Anshar) dan beriman sebelum mereka juga mencintai orang-orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin) dan di dalam hati mereka tidak ada rasa butuh terhadap apa yang mereka berikan dan mereka lebih mengutamakan saudaranya daripada diri mereka sendiri walaupun mereka juga sedang berada dalam kesulitan." (QS. Al Hasyr : 8-9)

Allah ta'ala berfirman yang artinya, "Sungguh Allah telah ridha kepada orang-orang yang beriman (para sahabat Nabi) ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon (Bai'atu Ridwan). Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada mereka dan membalas mereka dengan kemenangan yang dekat." (QS. Al Fath : 18)

Allah ta'ala berfirman yang artinya, "Dan orang-orang yang terlebih dulu (berjasa kepada Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka Allah telah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha mepada Allah. dan Allah telah mempersiapkan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang sangat besar." (QS. At Taubah : 100)

Allah ta'ala berfirman yang artinya, "Pada hari dimana Allah tidak akan menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya(para sahabat). Cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka." (QS. At Tahrim : 8) (lihat Al Is'aad, hal. 77-78)

Begitu banyak pujian Allah kepada para sahabat Rasulullah dalam Al Quran menjelaskan dengan tegas dan terang bahwa merekalah orang-orang yang beriman serta bertaqwa standard Al Quran, kepada mereka(para sahabat)dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik(pemahaman aqidah, beragama, cara beragama)dijanjikan surga oleh Allah subhanahu wa ta'ala(lihat QS.At Taubah ayat 100). 

Sementara di dalam hadits Rasulullah juga tercantum kemuliaan dan keutamaan para sahabat, yang menyebutkan mereka sebagai generasi terbaik dalam umat beliau. Berikut hadits-hadits tentang kemuliaan para sahabat:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah kalian mencela seorang pun di antara para sahabatku. Karena sesungguhnya apabila seandainya ada salah satu di antara kalian yang bisa berinfak emas sebesar Gunung Uhud maka itu tidak akan bisa menyaingi infak salah seorang di antara mereka; yang hanya sebesar genggaman tangan atau bahkan setengahnya." (Muttafaq 'alaih)

Beliau juga bersabda, "Sebaik-baik umat manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian orang-orang yang mengikuti mereka (tabi'in) dan kemudian orang-orang yang mengikuti mereka lagi (tabi'ut tabi'in)." (Muttafaq 'alaih)

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bintang-bintang itu adalah amanat bagi langit. Apabila bintang-bintang itu telah musnah maka tibalah kiamat yang dijanjikan akan menimpa langit. Sedangkan aku adalah amanat bagi para sahabatku. Apabila aku telah pergi maka tibalah apa yang dijanjikan Allah akan terjadi kepada para sahabatku. Sedangkan para sahabatku adalah amanat bagi umatku. Sehingga apabila para sahabatku telah pergi maka akan datanglah sesuatu (perselisihan dan perpecahan, red) yang sudah dijanjikan Allah akan terjadi kepada umatku ini." (HR. Muslim)

Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang mencela para sahabatku maka dia berhak mendapatkan laknat dari Allah, laknat para malaikat dan laknat dari seluruh umat manusia." (Ash Shahihah : 234)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda, "Apabila disebutkan tentang para sahabatku maka diamlah." (Ash Shahihah : 24) (lihat Al Is'aad, hal. 78)

Sehingga setelah jelas bahwa yang disebut oleh Allah dalam Al Quran dan dijelaskan dalam Hadits Rasulullah tentang orang-orang yang beriman, bertaqwa, yang dijanjikan masuk surga adalah para sahabat dan dijanjikan pula bagi orang-orang yang mengikuti(mencontoh) mereka dengan baik akan masuk surge pula, maka hanya orang-orang Islam yang tidak waras saja yang menjadikan orang-orang selain para sahabat sebagai contoh atau teladan dalam beragama, karena ini berasal dari kebenaran(dari Kitabullah dan Sunnah), seandainya mereka manusia yang normal dan benar-benar beriman,maka akan menjadikan para sahabat sebagai suri tauladan mereka dalam beragama. Mereka,para sahabat adalah manusia biasa(bukan para Nabi dan Rasul), mereka sama seperti kita semua tetapi cara beragama merekalah yang terbaik diantara manusia biasa yang bisa kita contoh. Hal ini kami ungkapkan karena ada beberapa orang yang mengatakan bahwa kita tidak dapat mencontoh Rasulullah karena beliau adalah seorang Rasul yang dijaga oleh Allah, sementara manusia biasa tidak. Makanya untuk orang-orang yang memiliki pemahaman seperti itu, ketika contoh para sahabat Rasulullah yang diajukan sebagai contoh,maka mereka tidak bisa beralasan lagi. Meskipun sebenarnya contoh umat muslim yang ideal adalah Rasulullah dan para sahabatnya, karena sebenarnya Allah telah memudahkan agama Islam ini sehingga pada dasarnya semua manusia dapat menjalankan seluruh ibadah yang tercantum didalamnya serta dapat menjauhi semua larangan yang tercantum didalam ajarannya.

Ketika kita, masyarakat muslim Indonesia sudah memahami dan mencontoh pemahaman serta cara beragama para sahabat Rasulullah dengan baik maka hal tersebut akan mengantarkan kita sebagai orang yang beriman dan bertaqwa sesuai ayat-ayat Al Quran. Dan ketika banyak dari penduduk muslim Indonesia mencapai keimanan dan ketaqwaan tersebut maka Allah pasti akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi, menjauhkan Indonesia dari berbagai macam bencana alam, serta akan memunculkan dari masyarakat yang beriman tersebut para pemimpin yang amanah, baik akhlaknya, jujur, serta adil. Seperti nasihat yang di sampaikan Rasulullah kepada para sahabatnya yaitu agar mereka bersabar ketika menjumpai penguasa yang dzalim, tidak boleh mencoba menjatuhkan mereka, menghasut orang untuk menurunkan mereka meskipun mereka telah mendzalimi rakyatnya(namun untuk sesuatu hal yang merupakan kemaksiatan kepada Allah dan RasulNya,maka kita tidak boleh mentaatinya). Karena seandainya mereka jatuh, maka akan lahir pemimpin atau pejabat yang dzalim yang lain. Karena adanya pemimpin yang dzalim(dijadikan orang yang dzalim sebagai pemimpin oleh Allah di negeri tersebut) di akibatkan karena dosa-dosa seluruh rakyatnya yang durhaka kepada Allah dan RasulNya, tidak taat dalam menjalankan ajaran agama sesuai Al Quran dan Sunnah. Sehingga cara yang paling baik untuk memunculkan pemimpin yang adil, amanah adalah dengan mendakwahkan kepada seluruh masyarakat tentang pemahaman dan cara beragama yang benar sesuai yang dicontohkan Rasulullah dan para murid beliau yaitu para sahabat.

Jalan keimanan dan ketaqwaan adalah satu jalan lurus tak bercabang, apalagi berbilang. Satu jalan yang ALLAH Subhaanahu wa ta'alaa pun mengatakan sebagai jalan-Nya.:
(Artinya: "Dan bahwasanya inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah jalan ini, dan jangan kalian ikuti jalan-jalan yang banyak, yang akan menceraiberaikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian itu diwasiatkan ALLAH kepada kalian, agar kalian bertaqwa.") (Al An'aam:153)

Dan dihadits Rasulullah juga tercantum bahwa jalan kebenaran ini cuma satu, (Dari Abdullah bin Mas'ud -radhiallahu anhu-, berkata: Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- telah menggambarkan bagi kami sebuah garis dengan tangannya, kemudian berkata,"Inilah jalan-ALLAH yang lurus." Dan kemudian beliau membuatkan garis-garis lain di sebelah kiri dan kanan garis tadi, kemudian berkata, "Inilah As-Subul (jalan-jalan yang banyak). Tidak satupun dari jalan-jalan itu kecuali ada syaithan yang menyeru kepadanya." Kemudian beliau membaca -(Dan bahwasanya inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah jalan ini, dan jangan kalian ikuti jalan-jalan yang banyak, yang akan menceraiberaikan kalian dari jalan-Nya).

Sehingga telah jelas bahwa jalan kebenaran ini hanya satu yaitu jalan para Nabi dan Rasul, serta para sahabatnya dan para pengikutnya yang setia memegang teguh ajaran para Rasul tersebut,dan meninggalkan segala hal yang tidak pernah dicontohkan oleh para Rasulnya. Jadi telah jelas, selama cara beragama umat Islam di Indonesia ini tidak mengambil dasar dari Al Quran dan Sunnah atau mengambil dasar yang tidak pernah dicontohkan Rasulullah dan para sahabatnya, maka tidak akan mencapai keimanan dan ketaqwaan yang diinginkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.Dengan kata lain jika keimanan dan ketaqwaan yang sesuai dengan Al Quran dan Sunnah tersebut tidak tercapai,maka kemakmuran dan kesejahteraan,kepemimpinan yang adil yang diharapkan seluruh bangsa ini tidak akan pernah terwujud. Karena tidak ada keimanan dan ketaqwaan yang benar selain jalan atau keimanan,ketaqwaan yang telah dicontohkan Rasulullah dan para sahabatnya. Oleh karena itu marilah kita beragama sesuai beragamanya Rasulullah dan para sahabatnya, pemahaman syahadatnya sesuai pemahaman mereka(Rasulullah dan para sahabatnya), sholatnya sesuai sholat Rasulullah, puasa sesuai puasa Rasulullah, zakatnya sesuai bagaimana Rasulullah mencontohkannya, demikian pula haji dan ibadah-ibadah yang lain. Berikut penjelasan tentang tidak bolehnya ada tambahan dalam urusan agama(islam) ini selain yang sudah ada dalam Al Quran dan Sunnah karena agama ini telah sempurna:
Allah subhanahu wa ta`ala berfirman :
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah Aku cukupkan bagi kalian nikmat-Ku dan Aku ridha Islam sebagai agama kalian." (QS. Al Maidah : 3)
Berikut penjelasannya tentang ibadah yang diada-adakan yang akan tertolak: 

Penulis: Ustadz Muslim Abu Ishaq Al Atsari
Ibadah itu pada asalnya haram untuk dikerjakan bila tidak ada dalil yang memerintahkannya. Inilah kaidah yang harus dipegang oleh setiap muslim sehingga tidak bermudah-mudah membuat amalan yang tidak ada perintahnya baik dari Allah maupun Rasulullah.

Nabi kita yang mulia shallallahu 'alaihi wasallam bertutur dalam haditsnya yang agung :

"Siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam agama kami yang hal tersebut bukan dari agama ini maka perkara itu ditolak
."(HR.Bukhari Muslim)

Hadits yang dibawakan oleh istri beliau yang mulia Ummul Mukminin Aisyah radliallahu 'anha ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari rahimahullah dalam shahihnya, pada kitab Ash Shulh, bab Idzaashthalahuu `ala shulhi jawrin fash shulhu marduud no. 2697 dan diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah dalam shahihnya, pada kitab Al Aqdliyyah yang diberi judul bab oleh Imam Nawawi rahimahullah selaku pensyarah (yang memberi penjelasan) terhadap hadits-hadits dalam Shahih Muslim, bab Naqdlul ahkam al bathilah wa raddu muhdatsaati umuur, no. 1718. Imam Muslim rahimahullah juga membawakan lafaz yang lain dari hadits di atas, yaitu :

"Siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak di atas perintah kami maka amalannya itu tertolak"

Hadits ini juga diriwayatkan oleh sebagian imam ahli hadits dalam kitab-kitab mereka. Dan kami mencukupkan takhrijnya pada shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim).

Imam Nawawi rahimahullah berkata:
"Hadits ini merupakan kaidah yang agung dari kaidah-kaidah Islam." Beliau menambahkan lagi: "Hadits ini termasuk hadits yang sepatutnya dihafalkan dan digunakan dalam membatilkan seluruh kemungkaran dan seharusnya hadits ini disebarluaskan untuk diambil sebagai dalil." ( Syarah Shahih Muslim)

Al Hafidz Ibnu Hajar Al Atsqalani rahimahullah setelah membawakan hadits ini dalam syarahnya terhadap kitab Shahih Bukhari, beliau berkomentar :
"Hadits ini terhitung sebagai pokok dari pokok-pokok Islam dan satu kaidah dari kaidah-kaidah agama." (Fathul Bari)

Imam Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah dalam kitabnya Jami`ul Ulum wal Hikam juga memuji kedudukan hadits ini, beliau berkata :

"Hadits ini merupakan pokok yang agung dari pokok-pokok Islam. Dia seperti timbangan bagi amalan-amalan dalam dzahirnya sebagaimana hadits: (amal itu tergantung pada niatnya) merupakan timbangan bagi amalan-amalan dalam batinnya. Maka setiap amalan yang tidak diniatkan untuk mendapatkan wajah Allah tidaklah bagi pelakunya mendapatkan pahala atas amalannya itu, demikian pula setiap amalan yang tidak ada padanya perintah dari Allah dan rasulnya maka amalan itu tidak diterima dari pelakunya. (Jami`ul Ulum wal Hikam, 1/176)

Agama(ISLAM) Ini telah Sempurna

Wallahu ta'ala a'lam.                        

Kunci Kejayaan Bangsa Indonesia, Tidak ada yang lain lagi

by adhin busro

Kejujuran semakin langka ditemukan dikalangan bangsa Indonesia apalagi para pemimpinnya. Ketidak jujuran rakyat dimulai dari ketidak jujuran para pemimpinnya. Para pemimpin bangsa Indonesia mayoritas berperilaku tidak jujur seperti melakukan korupsi, kolusi, manipulasi, suap dan sebagainya. Memprihatinkan bagi rakyat dan bangsa Indonesia..

Kalau zaman sekarang terkadang kita pusing, Para politisi ngomongnya selalu berubah-ubah setiap waktu, jadi tidak adanya kesatuan antara kata dan perbuatan, mereka tidak jujur dan hanya menjadi lip service belaka. Kita berlindung kepada Allah dari tidak satunya ucapan dengan perbuatan. Naudzubillah min dzalik

Rakyat sudah putus asa lagi putus harapan terhadap yang terhormat pemimpin kita. Rasa-rasanya sudah mau muntah, jijik melihat tingkah polah pemimpin yang kotor. Mulutnya manis semanis madu tapi hati dan tindak-tanduknya busuk seperti bangkai. Mungkin terlalu berlebihan, namun begitulah yang rakyat rasakan. Yang setuju bilang setuju, yang tersinggung biarlah tersinggung

Saya amati kita sudah lupa dengan namanya dosa dan balasan akhirat. Penyakit cinta dunia dan takut mati merasuk dalam jiwa bangsa. Keislamannya hanya sampai tenggorokan saja. Pantaslah Allah SWT menurunkan azab dengan berbagai bencana silih berganti tak henti-henti. Sunami, gunung meletus, gempa adalah beberapa fenomena alam yang tidak kuat menanggung dosa negeri pertiwi ini. Kesenjangan sosial, kemiskinan, pembunuhan, pemerkosaan dan lain-lain ibarat makanan yang tiap hari kita tonton. Miris rasanya hati ini melihat kondisi bangsa yang amat memprihatinkan.

Banyak yang mengaku pandai dan pintar mencoba menyusun formula untuk kesejahteraan bangsa. Apalah itu yang namanya program-program kesejahteraan, pengentasan kemiskinan dll yang pada intinya program-program dangkal yang makin menjauh dari solusi yang di tawarkan Al Qur'an. Solusi Thogut terus dipertahankan... Solusi yahudi di bela sampai mati, solusi Qur'an di buang. Hebat sekali si Yahudi.. Apakah anda melihat ada perbaikan? Nothing. yang ada hanyalah tambah miskin dan tambah kacau negeri ini.

Hey, tengoklah Al Qur'an. Lihat surat Al A'raf 96. Jelas dan gamblang syarat sebuah negeri bisa jaya dan makmur hanyalah 2 hal, yakni beriman dan bertaqwa. Iman artinya percaya bahwa kepada Allah saja, bahwa hasil akhir Allah yang tentukan. tentunya dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Allah Maha Kuasa untuk menjadikan Negeri ini jaya dan Makmur.  Terapkan apa-apa yang memang di perintahkan Allah. Hukum Allah tegakkan bukan hukum thagut. Faham???

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada me-reka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendus-takan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka di-sebabkan perbuatan mereka sendiri". (Al -A'raf: 96).


Hai para pemimpin negeri. Kami rakyat Indonesia menyerahkan kepemimpinan bangsa kepada anda. Berpegang teguhlah kepada metode atau cara Allah SWT dalam memimpin negeri ini. Sekali-kali bukan hukum taghut yang selama ini kalian percayai dan bela sampai mati. Insya Allah negeri ini aman sentausa. 

"baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofuur." Suatu negeri yang sejahtera makmur dan dinaungi Allah Yang Maha Pengampun. Alangkah indahnya jika kita bertekad menuju kesana. Kita bisa berpedoman pada firman Allah: "Andaikan penduduk negeri beriman dan bertaqwa, niscaya Kami akan bukakan pintu keberkahan dari langit dan bumi."

Manakala beriman dan bertaqwa kepada Allah, dijamin akan dibukakan pintu keberkahan dari langit dan bumi. Allah SWT akan menurunkan hujan secara teratur yang membuat tanah menjadi subur yang diperlukan manusia. Namun manakala umat dibawa dan diarahkan kepada ganguan iman dan taqwa, niscaya keinginan untuk mencapai negara makmur dan sejahtera hanya impian belaka dan mustahil bisa tercapai,

Namun yang kami lihat anda wahai pemimpin negeri Indonesia telah melukai hati kami. Sungguh kami menangis tak berdaya melihat kelakuan engkau yang bak binatang. Sikut sana sini saling telikung. Yang bisa kami lakukan adalah semoga anda bertaubat sebelum terlambat. Jika anda masih melukai kami ingatlah, kami tidak henti-hentinya berdoa kepada Allah SWT untuk di timpakan azab kepada anda dengan kehinaan dunia Akhirat. Semoga Allah mengganti anda-anda semua dengan generasi pemimpin baru yang beriman dan bertaqwa. Yang mengasihi dan menyayangi rakyat dan bangsanya secara tulus.

Kamis, 26 Januari 2012

auman dajjal

Astaghfirullah Dunia Bnr2 sudah Tebalik…
Negeri Matador, Spanyol membangun diskotik di Kota Aguilas, Murcia, Selatan Spanyol dengan nama La Meca dan arsitektur bangunan masjid.

Ini adalah suatu penghinaan ungkap Mohammed Reda e-Qady, Sekertaris Persatuan Masyarakat Islam Murcia, Kutipan dari NorthJersey.com……..masyarakat muslim pendatang yang ingin sholat sempat terkecoh oleh bentuk bangunannya..Lihat link Foto-Foto di bawah ini

http://img43.imageshack.us/img43/7402/33750276.jpg

http://img140.imageshack.us/img140/2639/31016331.jpg

http://img841.imageshack.us/img841/5268/46115707.jpg

http://img822.imageshack.us/img822/3264/47534418.jpg

http://img840.imageshack.us/img840/8678/40529704.jpg

http://img703.imageshack.us/img703/332/15675680.jpg

http://img593.imageshack.us/img593/8863/84754749.jpg

Mari forward ke semua saudara kita sesama muslim, supaya discotiq berasitektur mesjid tsb didemo oleh seluruh umat islam didunia dan akhirnya ditutup atau benar2 dialihkan menjadi tempat ibadah umat islam yg sesungguhnya!

Tentang Musibah dan bencana.m!

Tsunami di Aceh tanggal 26 Desember 2004,
Gempa Jogja 26 Mei 2006,
Tasik gempa 26 juni 2010,
Tsunami Mentawai 26 Oktober 2010,
Merapi meletus tgl 26 oktober 2010.
Jepang gempa n Tsunami 26 februari 2011.


KEPADA SEMUA YANG BERGELAR UMAT ISLAM,HARI INI PAKAR METEOROLOGI BAGIAN RUSIA,MENDAPATI SESUATU BUNYI GANJIL SEPERTI NGAUMAN RAKSASA DARI BAWAH MANTEL BUMI.

MENURUT PARA ULAMA ITU SUARA DAJJAL YANG BERUSAHA NAIK KE MUKA BUMI.

OLEH ITU KITA DISURUH SNANTIASA TIDAK BERHENTI ADZAN & SHOLAT.

SIAPA YANG MEMBACA INI TOLONG SEBARKN Artikel ini'. Jngn dipermainkan LilLahita'Ala & Demi ALLAH, ini Amanah jngn di biarkan saja sebelum di kirim ke teman2 kita,atau silahkan Copy paste ke blog anda,jangan lupa ikut sertakan Link tempat anda coppy artikel ini.

Mohon Maaf…??Bagi yang non muslim silahkan ambil hikmahnya dari kejadian ini?

Salam untuk semua pembaca.


Minggu, 22 Januari 2012

KEBANGKITAN ISLAM (2)

Assalamu'alaikum wr.wb.                                Dalam penggal pertama tulisan ini telah ditulis, bahwa ke- bangkitan Islam adalah project ummat, sasaran dan pelakunya adalah ummat. Dengan demikian, maka kebangkitan Islam bukan saja akan dibumikan di Timur Tengah atau Indonesia, tapi juga di Bosnia atau Somalia. Kebangkitan Islam menembus dimensi bangsa dan ruang--global.     Ciri lain kebangkitan Islam adaah sifat progresif, maju ke- depan. Kalau kebangkitan Islam diidealkan sebagai bangkitnya masyarakat Madinah, maka tidak berarti bahwa peradaban manusia yang ada sekarang sama sekali dinihilkan, ditinggalkan, lalu kita kembali pada tingkat material masa-masa awal tahun Hijriah. Bukan demikian. Kemampuan material yang ada sekarang, yang dimiliki peradaban masa kini, tetap merupakan modal, namun tu- juan-tujuan dibalik penguasaan dan pengembangan kemampuan material/sarana ini mesti diresapi dengan nilai-nilai Islami. Dengan kata lain, penguasaan material mendapat porsinya yang tepat dalam kerangka dan visi Islam. Lalu dengan modal utama jati diri yang utuh, gerak progresif di segala lapangan dija- lankan.     Kebangkitan Islam pekat dengan sifat harokah (gerakan) dan bukan melulu konsep di atas kertas yang tak berkait dengan tindakan-tindakan real. Dia merupakan suatu harokah yang tera- rah dan ummat berkuasa untuk mengarahkannya, dilandasi konsep yang benar dan dicontohkan rasulullah. Bersifat aktiv dan kon- tinu. Suatu gerakan total masyarakat Islam dunia.     Konsep kebangkitan Islam yang dirumuskan para pemimpin Is- lam, pemimpin yang bukan saja mempunyai kemampuan ilmiah yang tinggi namun juga bahu membahu dalam gerakan Islam, melingkupi beberapa aspek yang menyangkut start awal, pendekatan  dan visi ke muka. Pertama adalah menyangkut pembangkitan semangat.  KEBANGKITAN SEMANGAT     Adalah dapat difahami, bahwa langkah pertama yang mesti di- laksanakan sehubungan dengan kondisi ummat sekarang ini adalah pembangkitan semangat. Sebagaimana telah ditulis sebelumnya, bahwa ummat di hari ini telah kalah hampir pada setiap lapang- an. Ummat di hari ini memiliki rasa minder terhadap kemajuan Material dan hegemoni Barat. Belum lagi ditambah penghinaan, pengrusakan, serta pembantaian, maka lengkaplah pemburaman wa- jah ummat. Dalam level dunia, ummat masuk dalam warga kelas dua, bahkan mungkin lebih rendah lagi. Ummat yang digariskan Allah sebagai khalifah fil ardh, sebagai pemimpin dunia, telah jatuh dan terhinakan. Dengan bangga Thatcher, Bush dll merumus- kan Tatanan Dunia Baru (The New World Order), dunia baru yang nyaman untuk mereka dan menyesakkan dada ummat. Tatanan Dunia yang berdasarkan kehendak mereka, demokrasi ala mereka, dan hukum-hukum buatan mereka. Dalam level dunia ummat Islam telah demikian tersudut. Saking tersudutya hampir-hampir ummat frus- trasi. Ketika The Satanic Verse karya Salman Rusdhie (semoga Allah melaknatnya) muncul, memang ingin melawan 'book by book', 'article by article', namun kondisi ketidakadilan yang ada di dunia penerbitan Barat membuat ummat tak dapat memilih cara selain demonstrasi dan kekerasan. Kalau saja media informasi dan penerbitan Barat bisa netral, fair dan berlaku adil diyaki- ni jalan keluar kekerasan tak akan terjadi. Ummat punya banyak penulis, ummat memiliki banyak sastrawan, journalis dlsb.     Rekan-rekan di Jepang mungkin dapat merasakan betapa ummat Islam dan pelajar-pelajar dari negara Islam mendapat perlakuan yang berbeda dengan rekannya dari Amerika atau Eropa. Belum lagi budaya minum sake di Jepang yang membuat mahasiswa-mahasiswa Islam menjadi kurang disenangi. Sebagaimana diketahui, bahwa untuk membina keakraban dan kekompakkan dalam lab, prof bersama- sama mahasiswa kerap mengadakan acara minum bersama. Maka tak pelak mahasiswa muslim tersisihkan, menempati kelas dua.     Ringkasnya, adalah dapat difahami bahwa langkah pertama yang mesti dilaksanakan sehubungan dengan kebangkitan Islam adalah pembangkitan semangat ummat. Pembangkitan dari rasa minder, pembangkitan sehingga ummat memiliki lagi harga diri, izzah, kebanggaan akan Islam. Sebagaimana yang dimiliki Rubaya di hada- pan Panglima Rustum dari Parsia.     Untuk pembangkitan semangat ini, paling tidak jalur yang ditempuh melalui 4 jalan, alaqotul;  1. iztimaiyah 2. ta'lifah 3. ilamiah 4. tarbawiyah     Pembangkitan semangat melalui jalur iztimaiyah muncul dalam bentuk komunikasi sosial. Dalam bentuk khutbah-khutbah jum'at, dalam bentuk diskusi-diskusi panel, dalam bentuk tableq akbar, seminar dlsb. Gemuruh kebangkitan semangat dalam cara ini sam- pai dan ramai di Indonesia. Thema kebangkitan Islam mengisi pem- bicaraan-pembicaarn baik di masjid-masjid kampung, ruang kelas, maupun parkir timur Senayan. Gegap gempitanya, beberapa waktu lalu terasakan.     Alaqotul ta'lifiah, berupa pembangkitan semangat melalui jalur percetakan, buku-buku, majalh. Buku-buku Islam, baik Merjemahan maupun karangan muslimin Indonesia, meramaikan pasar- an buku Indonesia. Majalah-majalah Islam pun bermunculan meski dengan variasi penampilan dan kedalaman isi seperti Estafet, Media Da'wah, Umi, Sabili, Amanah, Ulumul Qur'an dlsb.     Pembangkitan semangat melalui jalur ilamiah, media iklan, elektronik adalah salah satu cara. Di Indonesia sendiri media ini cukup menggembirakan mesti kedalamannya bervariasi. Jakarta misalnya melalui radio Assafiiah, Attahiriah, atau radio Cendra- wasih mengisi siaran-siarannya dengan mimbar Islam. TVRI pun mu- lai menampilkan pelajaran Bahasa Arab disamping mimbar jum'at. Berita harian seperti Pelita atau Terbit pada hari Jum'at mengi- si kolom-kolomnya dengan mimbar Jum'at.     Pembangkitan semangat melalui jalur tarbawiyah, pendidikan dan pembinaan integral merupakan salah cara. Di banyak negara, konsep tarbawiyah ini kadang terlupakan. Padahal konsep ini dan pelaksanaannya dicontohkan oleh rasulullah. Dimulai terhadap istri Beliau, rasulullah menempa para sahabat, mentarbiah mereka dalam rumah Arqom bin Abil Arqom.  bersambung ...  Wallahu'alam bissawab abu zahra