Minggu, 22 Januari 2012

KEBANGKITAN ISLAM (2)

Assalamu'alaikum wr.wb.                                Dalam penggal pertama tulisan ini telah ditulis, bahwa ke- bangkitan Islam adalah project ummat, sasaran dan pelakunya adalah ummat. Dengan demikian, maka kebangkitan Islam bukan saja akan dibumikan di Timur Tengah atau Indonesia, tapi juga di Bosnia atau Somalia. Kebangkitan Islam menembus dimensi bangsa dan ruang--global.     Ciri lain kebangkitan Islam adaah sifat progresif, maju ke- depan. Kalau kebangkitan Islam diidealkan sebagai bangkitnya masyarakat Madinah, maka tidak berarti bahwa peradaban manusia yang ada sekarang sama sekali dinihilkan, ditinggalkan, lalu kita kembali pada tingkat material masa-masa awal tahun Hijriah. Bukan demikian. Kemampuan material yang ada sekarang, yang dimiliki peradaban masa kini, tetap merupakan modal, namun tu- juan-tujuan dibalik penguasaan dan pengembangan kemampuan material/sarana ini mesti diresapi dengan nilai-nilai Islami. Dengan kata lain, penguasaan material mendapat porsinya yang tepat dalam kerangka dan visi Islam. Lalu dengan modal utama jati diri yang utuh, gerak progresif di segala lapangan dija- lankan.     Kebangkitan Islam pekat dengan sifat harokah (gerakan) dan bukan melulu konsep di atas kertas yang tak berkait dengan tindakan-tindakan real. Dia merupakan suatu harokah yang tera- rah dan ummat berkuasa untuk mengarahkannya, dilandasi konsep yang benar dan dicontohkan rasulullah. Bersifat aktiv dan kon- tinu. Suatu gerakan total masyarakat Islam dunia.     Konsep kebangkitan Islam yang dirumuskan para pemimpin Is- lam, pemimpin yang bukan saja mempunyai kemampuan ilmiah yang tinggi namun juga bahu membahu dalam gerakan Islam, melingkupi beberapa aspek yang menyangkut start awal, pendekatan  dan visi ke muka. Pertama adalah menyangkut pembangkitan semangat.  KEBANGKITAN SEMANGAT     Adalah dapat difahami, bahwa langkah pertama yang mesti di- laksanakan sehubungan dengan kondisi ummat sekarang ini adalah pembangkitan semangat. Sebagaimana telah ditulis sebelumnya, bahwa ummat di hari ini telah kalah hampir pada setiap lapang- an. Ummat di hari ini memiliki rasa minder terhadap kemajuan Material dan hegemoni Barat. Belum lagi ditambah penghinaan, pengrusakan, serta pembantaian, maka lengkaplah pemburaman wa- jah ummat. Dalam level dunia, ummat masuk dalam warga kelas dua, bahkan mungkin lebih rendah lagi. Ummat yang digariskan Allah sebagai khalifah fil ardh, sebagai pemimpin dunia, telah jatuh dan terhinakan. Dengan bangga Thatcher, Bush dll merumus- kan Tatanan Dunia Baru (The New World Order), dunia baru yang nyaman untuk mereka dan menyesakkan dada ummat. Tatanan Dunia yang berdasarkan kehendak mereka, demokrasi ala mereka, dan hukum-hukum buatan mereka. Dalam level dunia ummat Islam telah demikian tersudut. Saking tersudutya hampir-hampir ummat frus- trasi. Ketika The Satanic Verse karya Salman Rusdhie (semoga Allah melaknatnya) muncul, memang ingin melawan 'book by book', 'article by article', namun kondisi ketidakadilan yang ada di dunia penerbitan Barat membuat ummat tak dapat memilih cara selain demonstrasi dan kekerasan. Kalau saja media informasi dan penerbitan Barat bisa netral, fair dan berlaku adil diyaki- ni jalan keluar kekerasan tak akan terjadi. Ummat punya banyak penulis, ummat memiliki banyak sastrawan, journalis dlsb.     Rekan-rekan di Jepang mungkin dapat merasakan betapa ummat Islam dan pelajar-pelajar dari negara Islam mendapat perlakuan yang berbeda dengan rekannya dari Amerika atau Eropa. Belum lagi budaya minum sake di Jepang yang membuat mahasiswa-mahasiswa Islam menjadi kurang disenangi. Sebagaimana diketahui, bahwa untuk membina keakraban dan kekompakkan dalam lab, prof bersama- sama mahasiswa kerap mengadakan acara minum bersama. Maka tak pelak mahasiswa muslim tersisihkan, menempati kelas dua.     Ringkasnya, adalah dapat difahami bahwa langkah pertama yang mesti dilaksanakan sehubungan dengan kebangkitan Islam adalah pembangkitan semangat ummat. Pembangkitan dari rasa minder, pembangkitan sehingga ummat memiliki lagi harga diri, izzah, kebanggaan akan Islam. Sebagaimana yang dimiliki Rubaya di hada- pan Panglima Rustum dari Parsia.     Untuk pembangkitan semangat ini, paling tidak jalur yang ditempuh melalui 4 jalan, alaqotul;  1. iztimaiyah 2. ta'lifah 3. ilamiah 4. tarbawiyah     Pembangkitan semangat melalui jalur iztimaiyah muncul dalam bentuk komunikasi sosial. Dalam bentuk khutbah-khutbah jum'at, dalam bentuk diskusi-diskusi panel, dalam bentuk tableq akbar, seminar dlsb. Gemuruh kebangkitan semangat dalam cara ini sam- pai dan ramai di Indonesia. Thema kebangkitan Islam mengisi pem- bicaraan-pembicaarn baik di masjid-masjid kampung, ruang kelas, maupun parkir timur Senayan. Gegap gempitanya, beberapa waktu lalu terasakan.     Alaqotul ta'lifiah, berupa pembangkitan semangat melalui jalur percetakan, buku-buku, majalh. Buku-buku Islam, baik Merjemahan maupun karangan muslimin Indonesia, meramaikan pasar- an buku Indonesia. Majalah-majalah Islam pun bermunculan meski dengan variasi penampilan dan kedalaman isi seperti Estafet, Media Da'wah, Umi, Sabili, Amanah, Ulumul Qur'an dlsb.     Pembangkitan semangat melalui jalur ilamiah, media iklan, elektronik adalah salah satu cara. Di Indonesia sendiri media ini cukup menggembirakan mesti kedalamannya bervariasi. Jakarta misalnya melalui radio Assafiiah, Attahiriah, atau radio Cendra- wasih mengisi siaran-siarannya dengan mimbar Islam. TVRI pun mu- lai menampilkan pelajaran Bahasa Arab disamping mimbar jum'at. Berita harian seperti Pelita atau Terbit pada hari Jum'at mengi- si kolom-kolomnya dengan mimbar Jum'at.     Pembangkitan semangat melalui jalur tarbawiyah, pendidikan dan pembinaan integral merupakan salah cara. Di banyak negara, konsep tarbawiyah ini kadang terlupakan. Padahal konsep ini dan pelaksanaannya dicontohkan oleh rasulullah. Dimulai terhadap istri Beliau, rasulullah menempa para sahabat, mentarbiah mereka dalam rumah Arqom bin Abil Arqom.  bersambung ...  Wallahu'alam bissawab abu zahra  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar